- Pengisi blog merupakan anggota KSR PMI UNIT STAN dalam satu divisi setiap periode berbeda dengan urutan sebagai berikut: BPH, Pengmas, Humas, Litbang, Instruktur, KRT.
- Satu periode adalah satu bulan takwim (haisyah) dimulai dari tanggal 20 bulan bersangkutan dan berakhir di tanggal 19 bulan berikutnya untuk setiap divisi.
- Setiap divisi wajib menerbitkan 8 posting berbeda dengan komposisi 1 posting (boleh lebih) yang berisi kegiatan OVER dan 7 posting sisanya merupakan artikel dan atau berita dan atau tips-tips dan atau karangan dalam bentuk lain yang berhubungan dengan kesehatan, medis, obat-obatan, PMI, dll (yg g jauh2 dari itu pokoknya)
- Sumber harap dicantumkan di awal/akhir artikel ditambah dengan nama Anda yang melakukan posting.
- Diharapkan dapat memberikan gambar/ilustrasi yang berhubungan dengan postingan tersebut.
- Peraturan selanjutnya akan saya tambahkan jika ada.(hehe)
Sabtu, 19 Juni 2010
Ketentuan Pengisian Blog KSR PMI UNIT STAN
Rabu, 16 Juni 2010
Apa itu Angin Duduk atau Angina?
Angina
Disebut sebagai angin duduk atau angina karena orang yang mengalaminya dapat meninggal secara tiba-tiba. Mungkin pada saat duduk tiba-tiba orang tersebut meninggal. Angin duduk berhubungan dengan jantung. Karena tidak ada dalam istilah kedokteran, maka istilah yang mirip dengan yang dimaksud angin duduk adalah angina pectoris yang ditandai dengan rasa nyeri pada dada sebelah kiri.
Jantung terletak pada bagian dalam dada kiri Anda. Jantung yang kekurangan oksigen akan menyebabkan rasa nyeri, itulah sebabnya dada kiri Anda terasa nyeri. Rasa nyeri dan dada terasa seperti ditekan dapat berlangsung mulai dari 5 menit sampai 30 menit. Rasa nyeri ini bisa menjalar sampai ke bahu dan lengan kiri Anda. Jadi pada intinya, angin duduk atau angina merupakan penyakit jantung iskemik, yang disebabkan berkurangnya pasokan oksigen maupun aliran darah ke jantung.
Secara garis besar, rasa nyeri akibat kekurangan oksigen dapat terjadi karena dua penyebab. Yang pertama, karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah di sekitar jantung yang membawa oksigen. Akibat dari penyempitan ini adalah kurangnya oksigen dari yang jumlah yang dibutuhkan. Penyebab kedua adalah adanya aktivitas berat yang mengakibatkan terjadinya lonjakan oksigen yang lebih daripada biasanya. Aktivitas yang dapat menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen misalnya saat berolahraga, mendaki, atau saat mengalami stres.
Gejala Angina
Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada, merupakan gejala yang paling dapat dirasakan ketika terkena angina. Angina dapat menjadi peringatan bagi setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya. Hal ini mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner. Jika Anda sering mengalami hal tersebut, segeralah ke dokter untuk memeriksa jantung Anda. Meskipun demikian, setelah angina diberi perawatan, tidak ada jaminan bahwa serangan jantung dapat dicegah. Namun perawatan tersebut akan menurunkan risiko terjadinya serangan jantung dalam waktu dekat.Menghindari Angina
Perhatikan juga angka sehat tubuh yang cukup penting untuk tubuh Anda, misalnya dengan menjaga:
Tekanan darah
Tekanan darah dapat menyebabkan serangan angina pectoris karena tekanan darah yang tinggi dapat membuat kebutuhan tubuh terhadap oksigen meningkat. Info selengkapnya tentang tekanan darah tinggi atau hipertensi, dapat Anda temukan di artikel hipertensi.Kadar Gula
Tingkat kadar gula yang tinggi akan menghambat proses masuknya oksigen ke jantung. Info selengkapnya tentang gula darah dan diabetes, dapat Anda temukan di artikel: Diabetes.Kolesterol
Tingkat kolesterol harus dipantau karena penyumbat yang umum ditemukan pada pembuluh darah adalah lemak atau plak kolesterol. Info selengkapnya tentang kolesterol, dapat Anda temukan di artikel: Kolesterol.
Melakukan pemeriksaan darah yang sederhana sering kali mengindikasikan bahaya yang menanti lama sebelum seseorang mengalami gejala yang terlihat seperti angina. Maka, penting untuk memeriksakan tingkat kolesterol darah, kadar gula darah, dan juga tekanan darah Anda. Menjaga agar hal tersebut dalam batas yang normal menjadi hal yang penting untuk menghindari angina.
Mengatasi Angina
Seseorang yang merasakan rasa nyeri pada dada, sebaiknya segera memperbaiki pola hidup dan memeriksakan ke dokter. Jika kondisinya dibiarkan tanpa perawatan, kemungkinan besar hal itu akan memicu serangan jantung yang sangat fatal.
Selain itu, pola hidup tidak sehat menjadi hal yang umum yang menjadi penyebab angina dan taraf yang lebih parah yaitu serangan jantung. Kebiasaan merokok, tidak pernah berolahraga, makanan dengan kadar kolesterol tinggi, obesitas atau stres dapat menjadi pemicunya.
Angina merupakan indikasi bahwa ada yang tidak beres pada jantung Anda karena jika tidak dilakukan perubahan mungkin dapat menyebabkan serangan jantung yang dapat merenggut nyawa. Segeralah ubah pola hidup untuk menjalankan pola hidup yang sehat. Jangan lupa untuk berolahraga secara teratur dan jika Anda pernah terkena serangan angina atau angin duduk atau pernah memiliki penyakit jantung sebaiknya pilih olahraga yang jangan terlalu berat.
dari :: http://kumpulan.info/sehat
Menguap Bisa Menular, Nah lho... Mengapa?
Penyebab persis menguap, hingga saat ini memang belum ditemukan. Pendapat yang banyak dikemukakan menyebutkan bahwa menguap terjadi karena oksigen dalam tubuh minim. Biasanya, orang bisa menguap saat kondisi tubuh lelah, malas, bosan, atau mengantuk. Kebiasaan menguap ini tidak mengenal usia. Mulai dari bayi yang baru lahir hingga orang lanjut usia, punya kebiasaan menguap.
Mengapa menular? Sejauh ini memang belum ditemukan jawaban yang pasti atas pertanyaan tersebut. Penelitian terbaru dijalankan oleh Guru Besar Psikologi di Universitas Dexter, Philadelphia, Amerika Serikat (AS), Steven Platek. Laporan dari studi tersebut antara lain dipublikasikan oleh jurnal Cognitive Brain Research. Secara singkat, majalah Shine, mengutip laporan tersebut.
Dalam laporan hasil studinya, Platek mengungkapkan bahwa menguap bisa menular karena adanya efek empatetik dalam aktivitas tersebut. Proses menguap itu, kata dia, mirip dengan tertawa. Saat ada satu orang tertawa dalam sebuah kerumunan, biasanya bakal muncul orang lain yang memberikan respons dengan tertawa juga.
"Efek penularan menguap bukan hanya muncul dari penglihatan, tapi juga bisa muncul dari pendengaran, membaca artikel tentang menguap, atau bahkan berpikir tentang menguap," tutur Platek. Dia dan tim penelitinya meyakini bahwa penularan menguap merupakan cara primitif pemodelan perasaan manusia yang terkait dengan manusia yang lain.
Tidak hanya menular, ternyata beberapa studi juga mengungkapkan bahwa aktivitas menguap itu tidak bisa dikontrol. Buktinya, saat seseorang punya keinginan menguap, maka dia akan sangat sulit untuk menahannya. Biasanya, dia hanya bisa menahan agar mulutnya tidak terbuka saat menguap.
taken from :: republika.co.id